BUKAN TANPA MAKNA
Aku bukan lah Pujangga
Dengan Ribuan Kata sperti Sansekerta
Aku pula bukan Penyair
Dengan Jutaan bahkan lebih Kata Romansa
Aku lah aku . . .
Bukan aku seperti Lelaki tanpa kaki
Bukan pula seperti Hewan melata
Dengan tanpa mata manusia
Ronaku mengasihi tiada perlu tertuju
Terpatri pula Nurani kidung mesra
Bernuansa para satu wanita
Berjalan kasat mata tertuju
Menuju indahnya Dunia Nyata
Habis kata – kata dan akal
Tidak begitu dengan hati nuraniku
Ia terus bersayap, terbang tiada mengenal
Tapal dan tiada pula terpaku pilu
Dengarkan lah suara hatiku ,
Nyanyiannya begitu sendu ,
Teriring Rindu untukmu
Meski aku hanya di madu
Rindu – rindu ini menyatu , mengadu,
Menderu penuh Haru Biru
Teriring salam , aku sampaikan
Pada makhluk Tuhan di peraduan sana
Kesunyianku membiarkanku untuk
Terus berjibaku terhadap waktu
Kelak kan bertemu dan menyatu
Dengan satu, dua ataupun lebih Ratu – ratu
Dari palung Rahimmu itu ,
Ketika aku tanpa kata berita ,
Bukan berarti buta , tiada rasa
Namun ini lah keterpaksaan
Untuk menjaga segala asa
Memakan waktu dengan hadirmu
Bukan lah kebetulan semata
Itu lah scenario Tuhan
Tanpa disangka dengan angka – angka
Matematika yang tertuang penuh etika
Kasih . . .
Kau disana mendengar Kicauanku,
Menghapus penatmu dengan pula bernyanyi
Tanpa aku dan jiwaku
Mungkin . . . kau pun berkicau
Dengan mendengarkan 3 atau 4 mulut lainnya
Yang kian tertata tetapi Bukan Binta
Bukan Pula Pita – pita Kata
Kasih . . .
Aku terus bernyanyi Asa
Kicauanku Pun asa ,
Melodiku Pun Asa
Segalanya Kini penuh asa
Tiada lagi Rasa Yang Binasa
Yang melekat dalam jiwa
Namun . . Do’aku berjiwa Bunga
Bergelora tak berujung Cintaku untukmu
Kian tak terkikis meski langkahku terpakis
Oleh kerasnya teralis
Namun akan tetap Bermelodis padamu
Kasih . . .
Sampaikan salam terhangat Nian ,
Untuk para Jagoan ,
Merekalah masa depan yang berhasil
Layaknya Si Kecil Mungil yang ingin menjadi Ratu Adil
Cilacap,
30 Januari 2014
“ Linggar “
0 komentar:
Posting Komentar