Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 20 Maret 2014

PENTAS DRAMA CINTAKU

Pada walanya aku menjelma bukan aku
Aku bermetamorfosis seperti bukan pada diriku
Ini lah di awal percintaan dan percumbuanku ,
Dengan gaya klasik berdiskusi dalam bait ,

Ketika wanita itu telah berjalan gemulai ,
Disetiap sudutnya ialah aroma surga
Aku kian kalut dan terbalut ciut
Untuk sekedar berjabat tangan

Aku susun selangkah demi selangkah . . .
Sejengkal demi sejengkal . . .
Mendevinisikan maksudku terhadapnya
Dengan intuisi – intuisi rekayasaku

Berbijak sedemikian rupa ,
Berucap nan mempesona dengan irama
Tertuang dalam scenario
Layaknya teks untuk televise

Kehilangan segala rupa asliku ,
Engkau cantik jelita Nampak sempurna
Dan aku pun berubah bukan aku ,
Tanpa intonasi apa adanya diriku

Segalanya bersatu ruah di kelopak mataku
Tertegun Kian lantang dalam sanubariku
Aku semakin bukan lah aku

Ku pikatkan ia dengan sukma ksatriaku
Terbalut rasa ulur , wajah bersinergi
Sentuhan Ritme kasih saying penuh asih
Dan segalanya telah menjadi putih

Ku hafalkan lantunan Syair dan nada
Ku jalankan gerak badan dengan suasana panggung megah
Seolah telah menjalani akad nikah ,
Inilah semuanya tertumpah ruah

Dan ia pun terkulum lunglai tak berdaya
Dengan gaya nada yang teramat rintih
Terdiam membisu disaat segalanya telah tertatih
Inilah akhirnya terjadi di suasana gairah yang invisible
Semuanya Klimaks menjadi satu Romansa Rasa

Cilacap, 05 Januari 2013

“ Linggar “

0 komentar:

Posting Komentar